Equivalent: Jurnal Ilmiah Sosial Teknik
Vol. 3, No. 1, Januari 2021
KONSEP DAN FUNGSI MANAJEMEN PENDIDIKAN
Yasya Fauzan Wakila
Universitas Garut Jawa Barat, Indonesia
Email: yasyafauzanwakila04@gmail.com
Abstract
This research aims to describe and analyze the concept of education management and the application of educational management functions in the management of educational institutions. The analysis in this article uses four steps of literature study, namely the selection of topics to be reviewed, finding and selecting articles related to the topic, analyzing and synthesizing literature, and organizing the writing. The results of the study showed the application of the concept of education management realized through a variety of educational management innovations and educational management functions within educational institutions, among others, planning functions, implementation functions, and supervisory functions. The planning function starts with the mechanism of determining the direction and objectives to be achieved. The implementation function is carried out by the division of duties, responsibilities, connecting and uniting tasks and functions in an organization or institution. The supervisory function is carried out by controlling the quantity and quality of the work through an assessment system. From the concepts and functions of education management, will give birth to an overview of educational managerial activities in the application of educational management innovation by prioritizing the functions of education management.
Keywords: Concept; functions; management; Education
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis konsep manajemen pendidikan dan penerapan fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam pengelolaan lembaga pendidikan. Analisis pada artikel ini menggunakan empat langkah kajian literatur, yaitu pemilihan topik yang akan direview, mencari dan menyeleksi artikel yang berkaitan dengan topik, menganalisis dan mensintesis literatur, dan mengorganisasikan tulisan. Hasil kajian menunjukkan penerapan konsep manajemen pendidikan yang direalisasikan melalui variasi inovasi manajemen pendidikan dan fungsi-fungsi manajemen pendidikan di dalam lembaga pendidikan antara lain fungsi perencanaan, fungsi pelaksanaan, dan fungsi pengawasan. Fungsi perencanaan dimulai dengan mekanisme penentuan arah dan tujuan yang akan dicapai. Fungsi pelaksanaan dilakukan dengan pembagian tugas, tanggung jawab, menghubungkan dan menyatukan tugas serta fungsi dalam organisasi atau lembaga. Fungsi pengawasan dilakukan dengan mengontrol kuantitas dan kualitas hasil kerja melalui sistem pengukuran penilaian. Dari konsep dan fungsi-fungsi manajemen pendidikan ini, akan melahirkan sebuah gambaran aktivitas manajerial pendidikan dalam penerapan inovasi manajemen pendidikan dengan mengedepankan fungsi-fungsi manajemen pendidikan.
Kata Kunci: konsep; fungsi; manajemen; pendidikan
Pendahuluan
Pendidikan merupakan upaya dalam mengembangkan manusia sebagai makhluk hidup dan makhluk yang mampu bertanggung jawab terhadap diri sendiri maupun terhadap kesejahteraan masyarakat (Widyaningrum, 2016). Maka, kesempatan untuk belajar bertanggung jawab mengenal dan menghayati serta melaksanakan nilai-nilai moral perlu ditumbuhkembangkan dalam pendidikan. Terkait dengan itu relevan budaya demokrasi dihidupkan dalam seluruh proses belajar mengajar. Dengan budaya kebiasaan relevan, jiwa demokrasi akan tumbuh dan berkembang secara baik.
Fungsi pendidikan sebagai pengembang dan pembentuk kemampuan, kepribadian, watak, kepribadian serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa memiliki peran penting dalam menanamkan nilai-nilai pendidikan lingkungan hidup terhadap generasi penerus bangsa (Suwartini, 2018). Perubahan pendidikan kearah yang lebih baik dapat dilakukan dengan berbagai upaya, diantaranya dengan menciptakan tempat atau lingkungan yang baik dan ideal untuk memperoleh segala ilmu pengetahuan dan berbagai norma serta etika yang dapat menjadi dasar manusia menuju terciptanya kesejahteraan hidup dan menuju kepada cita-cita pembangunan berkelanjutan (Ali, Ardi, & Tahmir, 2018). Menciptakan kondisi yang baik bagi sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga di kemudian hari lingkungan sekolah dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan (AP, 2019).
Kegiatan utama diarahkan pada terwujudnya kelembagaan yang peduli dan berbudaya lingkungan (Mulyani, 2019). Disamping pengembangan norma-norma dasar, yaitu kebersamaan, keterbukaan, kesetaraan, kejujuran, keadilan, dan kelestarian fungsi lingkungan hidup dan sumber daya alam (Srilestari, 2016). Serta penerapan dari prinsip dasar yaitu partisipatif, dimana komunitas sekolah terlibat dalam manajemen sekolah yang meliputi keseluruhan proses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi sesuai tanggung jawab dan peran serta berkelanjutan, dimana seluruh kegiatan harus dilakukan secara terencana dan terus menerus secara komperehensif (Puspitasari, 2016).
Keberhasilan lembaga pendidikan dalam menyelenggarakan pendidikan sangat ditentukan oleh kemampuan dalam mengimplementasikan fungsi-fungsi manajemen secara professional (Maujud, 2018). Manajemen pendidikan merupakan serangkaian bentuk kerjasama personalia pendidikan dengan seluruh sumber daya sekolah untuk mencapai tujuan yang telah disusun bersama. Hakikat manajemen pendidikan dalam lembaga pendidikan dapat dilihat dari implementasi fungsi-fungsinya yang diawali dari perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, pelaksanaan, dan pengawasan. Untuk itu, setiap sekolah dituntut untuk menyusun, melaksanakan, dan memonitor serta mengevaluasi rencana pengembangan madrasah ke depan, guna memenuhi standar nasional pendidikan tersebut untuk selanjutnya berusaha meningkatkan kualitasnya ke standar yang lebih tinggi. Upaya yang tentunya didukung oleh kompetensi manajerial yang dimiliki oleh kepala sekolah selaku top manager pada lembaga pendidikan. Kompetensi manajerial dimaksud antara lain menyangkut kemampuan dalam menyusun perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan program lembaga pendidikan.
Artikel ini mendeskripsikan dan menganalisis implementasi fungsi-fungsi manajemen dalam pengelolaan lembaga pendidikan. Secara teoritis temuan artikel ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu pengetahuan tentang implementasi fungsi-fungsi manajemen dalam pengelolaan sekolah, sehingga dapat dijadikan sebagai konsep dan langkah alternatif dalam pengembangan lembaga pendidikan.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan adalah metode library research (penelitian pustaka) yaitu dilaksanakan dengan cara membaca, menelaah dan mencatat berbagai literatur atau bahan bacaan yang sesuai dengan pokok bahasan, kemudian disaring dan dituangkan dalam kerangka pemikiran secara teoritis. Metode library research (penelitian pustaka) dilakukan untuk memperkuat fakta untuk membandingkan perbedaan dan persamaan antara teori dan praktik dalam permasalahan mengenai konsep dan fungsi manajemen pendidikan.
Data yang diperoleh melalui data sekunder, yaitu diperoleh dan dikumpulkan dari sumber-sumber yang telah ada seperti buku-buku, jurnal, ensiklopedia, makalah, artikel dan dokumen-dokumen baik yang berbentuk cetak maupun elektronik serta sumber informasi lainnya yang relevan dengan pokok pembahasan.
Metode library research (penelitian pustaka) mendasarkan dengan menggunakan deskriptif kritis dengan lebih menekankan pada kekuatan analisis sumber-sumber dan data-data yang ada dengan mengandalkan teori-teori dan konsep-konsep yang ada untuk diinterpretasikan berdsarkan tulisan-tulisan yang mengarah kepada konsep dan fungsi manajemen pendidikan.
Langkah library research (penelitian pustaka) tersebut terdiri dari 4 langkah (Sari & Asmendri, 2020), yaitu, 1) Metode menganalisis deskriptif, yaitu usaha untuk mengumpulkan dan menyususn suatu data, kemudian dilakukan analisis terhadap data tersebut. 2) Menganalisis isi, yaitu metodelogi yang memanfaatkan seperangkat prosedur untuk menarik kesimpulan yang shoheh dari sebuah dokumen. Sebagai syarat dalam mengemukakan penyajian, analisis isi memiliki syarat yaitu objektif, sistematis, dan general. 3) Menganalisis kritis, yaitu sebuah pandangan yang menyatakan penulis bukanlah subyek yang bebas nilai ketika memandang dari suatu sumber atau informasi. Fokus topik pembahasan terdiri dari kajian literatur mengenai konsep manajemen pendidikan dari berbagai aspek. Fokus kajian literatur lainnya berkaitan dengan topik fungsi-fungsi manajemen pendidikan. Kedua topik yang menjadi fokus kajian tersebut akan mengarahkan pada pemaparan mengenai pentingnya konsep dan fungsi manajemen pendidikan.
Hasil dan Pembahasan
1. Konsep Manajemen Pendidikan
Syamsuddin menjelaskan bahwa pendidikan nasional pada hakekatnya usaha membudayakan manusia atau memanusiakan manusia (Samsuddin, 2017). Manusia itu sendiri adalah pribadi yang utuh dan pribadi yang kompleks sehingga sulit dipelajari secara tuntas. Maka, masalah pendidikan tidak akan pernah selesai, sebab hakekat manusia itu sendiri selalu berkembang mengikuti dinamika kehidupannya. Namun tidaklah berarti bahwa pendidikan harus berjalan secara alam. Pendidikan tetap memerlukan inovasi-inovasi sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi tanpa mengabaikan nilai. Menurut Syafaruddin dalam rangka mencapai tujuan pendidikan agar tercapai kehidupan masyarakat secara efektif dan efisien maka fungsi sekolah sebagai institusi pendidikan yang diatur secara formal yaitu: mengajar, pelayanan khusus kepada siswa, manajemen, supervisi, administrasi (Syafaruddin, 2016).
Peningkatan kualitas pendidikan tidak hanya berkaitan dengan permasalahan teknis, tetapi mencakup berbagai persoalan yang sangat rumit dan kompleks, baik yang menyangkut perencanaan, pendanaan maupun efesiensi dan efektivitas penyelenggaraan sistem lembaga pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan juga menuntut manajemen pendidikan yang lebih baik. Namun, selama ini aspek manajemen pendidikan pada berbagai tingkat belum mendapat perhatian yang serius sehingga seluruh komponen sistem pendidikan kurang berfungsi dengan baik. Lemahnya manajemen pendidikan juga memberikan dampak terhadap efesiensi internal pendidikan.
Manajemen pendidikan pada umumnya merupakan proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan sumber yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang seefesien dan seefektif mungkin. Demikian pula halnya jika dikaitkan dengan pendidikan. Respon terhadap harapan tersebut, tentunya tidak lepas dengan adanya usaha pihak sekolah untuk memperbaiki kinerjanya, khususnya dalam menyusun dan melaksanakan manajemen organisasi kependidikan yang tentunya memiliki pengaruh yang besar terhadap kesuksesan pendidikan. Karena dengan bermutunya kualitas penyusunan dan pelaksanaan pendidikan dapat mengantar setiap instansi pada umumnya dalam mencapai kesuksesan.
Dalam mewujudkan suatu pendidikan yang bermutu tentunya dibutuhkan suatu manajemen yang baik. Manajemen yang baik, tentunya mengacu pada fungsi-fungsi manajemen. Manajemen harus diterapkan dalam upaya penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar karena dengan menerapkan aspek manajemen seperti perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), pengawasan (controlling), serta evaluasi (evaluation), maka kegiatan aktivitas pelaksanaan pendidikan dapat berjalan secara terencana, sistematis, berkesinambungan dan mencapai tujuan yang telah diciptakan dapat mencapai standar mutu pendidikan yang ditentukan.
Mutu dalam konsep manajemen pendidikan merupakan gambaran karakteristik menyeluruh dari barang atau jasa yang menunjukkan kemampuannya dalam memuaskan kebutuhan yang diharapkan atau yang tersirat. Jadi dalam konteks pendidikan, pengertian mutu mencakup input, proses, dan output pendidikan.
Standar mutu proses pendidikan harus pula ditetapkan, dalam arti bahwa konsep manajemen pendidikan perlu menerapkan standar mutu proses pembelajaran yang diharapkan dapat berdaya untuk mengoptimalkan proses pembelajaran dan untuk melahirkan output yang sesuai, yaitu menguasai standar mutu tersebut. Penerapan konsep manajemen pendidikan merupakan proses penerapan dari fungsi-fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan dalam organisasi untuk mencapai tujuan dengan efektif dan efesien.
2. Inovasi Dalam Manajemen Pendidikan
Inovasi manajemen pendidikan berkaitan dengan upaya lembaga pendidikan dalam menciptakan kondisi-kondisi yang memungkinkan unsur dan prosonil pendidikan untuk melakukan tindakan-tindakan atau usaha-usaha yang bersifat kreatif dan inovatif. Maka, perlu mencari atau menciptakan cara-cara kerja atau hal-hal baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan. Sekurang-kurangnya diharapkan mau dan mampu memodifikasi hal-hal atau cara-cara baru yang lebih baik atau lebih efektif dan efisien. Kondisi demikian perlu diciptakan dalam lembaga pendidikan agar pembaharuan pendidikan dapat muncul dari warga sekolah. Sebab, akan menumbuhkan sikap dan daya kreatif lingkungan lembaga pendidikan.
Inovasi di dalam manajemen pendidikan dapat di artikan sebagai suatu proses yang mengandung fungsi-fungsi yang harus dijalankan dalam penyelenggaraan pendidikan sehingga pendidikan dapat berjalan secara efektif dan efesien yang mampu menghasilkan luaran yang mempunyai pengetahuan, kepribadian dan keterampilan sesuai dengan tujuan yang ditetapkan. Secara sederhana, inovasi di dalam manajemen pendidikan merupakan suatu lapangan dari studi dan praktik yang terkait dengan organisasi atau lembaga pendidikan. Inovasi manajemen pendidikan merupakan proses manajemen dalam pelaksanaan tugas pendidikan dengan mengaktualisasikan segala sumber secara efesien untuk mencapai tujuan secara efektif. Secara esensial, inovasi manajemen pendidikan dapat diartikan, yaitu 1) Inovasi manajemen pendidikan merupakan suatu kegiatan. 2) Inovasi manajemen pendidikan memanfaatkan berbagai sumber daya. 3) Inovasi manajemen pendidikan berupaya untuk mencapai tujuan tertentu.
Inovasi manajemen pendidikan tidak lain menunjuk kepada pengaturan administrasi lembaga, memelihara lancarnya penugasan, dan pengaturan fasilitas. Inovasi Manajemen pendidikan perlu dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan yang mungkin muncul dalam mengelola kelas, baik itu masalah yang berasal dari perilaku warga pendidikan, prosedur yang masih belum matang, atau karena faktor teknis. Manajerial lembaga harus dapat berimprovisasi dalam mencari solusi-solusi jitu untuk menyelesaikan permasalahan yang timbul, sehingga proses pelaksanaan manajemen pendidikan dalam aktualisasinya tetap dapat berjalan dengan lancar untuk mencapai tujuan dan mampu mengembangkan kompetensi dan kualitas.
Inovasi manajemen pendidikan yang baik akan melahirkan interaksi edukatif yang baik pula. Tujuan dalam pelaksanaannya, dapat dicapai tanpa menemukan kendala yang berarti. Masalah di dalam improvasi dengan inovasi manajemen pendidikan memang masalah yang tidak pernah absen dari agenda proses kegiatan pendidikan. Semua itu tidak lain untuk kepentingan kelembagaan. Masalah lain yang juga selalu digunakan dalam manajemen pendidikan adalah masalah pendekatan. Maka, dalam pengembangan variasi dan inovasi yang dilakukan dalam proses penerapan manajemen pendidikan salah satunya adalah dengan memanfaatkan keterampilan dalam pendekatan. Maka, sangat penting sekali teori manajemen pendidikan, terutama untuk lembaga dalam proses pelaksanaan pendidikan yang memang harus selalu memperhatikan hal penting dalam alur penerapannya. Inovasi manajemen pendidikan merupakan salah satu unsur keberhasilan dalam menjalankan pendidikan.
Inovasi manjemen pendidikan merupakan alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Manajemen yang baik akan memudahkan terwujudnya tujuan. Dengan adanya inovasi manajemen di dalam pendidikan, daya guna dan hasil guna unsur-unsur pendidikan akan dapat ditingkatkan. Maka, inovasi manajemen pendidikan di perlukan agar pelaksanaan suatu program dapat terencana secara sistematis dan dapat dievaluasi secara benar, akurat, dan lengkap sehingga mencapai tujuan secara produktif, berkualitas, efektif dan efesien. Kemudian, untuk mencapai inovasi di dalam pendidikan dapat dikembangan aspek-aspek yang mempengaruhi peningkatan mutu pendidikan, seperti aspek tingkat kelembagaan dan aspek individu guru. Dengan demikian dapat dipahami bahwa peningkatan inovasi manajemen pendidikan tidak terlepas dari kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Maka, lembaga pendidikan juga harus mampu memenuhi kebutuhan sumber daya manusia baik jumlah maupun kualitas dengan meningkatkan sumber daya pendidikan untuk memasok kebutuhan sumber daya manusia sesuai dengan permintaan dan meningkatkan proses pendidikan dengan mengembangkan unsur-unsur pokok dan penunjang yang diperlukan. Peningkatan kualitas manajerial pendidikan perlu menggunakan strategi-strategi yang dapat diterapkan pada masing-masing lembaga pendidikan dengan memperhatikan karakteristik lembaga. Dengan sumber daya manusia yang berkualitas, diharapkan lembaga pendidikan akan menjadi lembaga yang mampu mengahadapi tantangan masa depan dengan efektif.
3. Fungsi-Fungsi Manajemen Dalam Lembaga Pendidikan
Menurut Mulyono dalam proses implementasinya, manajemen mempunyai tugas-tugas khusus yang harus dilaksanakan (Mulyono, 2008). Tugas-tugas khusus yang biasa disebut sebagai fungsi-fungsi manajemen. Kombinasi tersebut dapat disaring menjadi tiga fungsi utama manajemen, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan.
Pertama, perencanaan dalam lembaga pendidikan merupakan proses kegiatan yang rasional dan sistemis dalam menetapkan keputusan, kegiatan atau langkah-langkah yang akan dilaksanakan di kemudian hari dalam rangka usaha mencapai tujuan secara efektif dan efisien. Sedangkan perencanaan pendidikan merupakan pemilihan fakta-fakta dan usaha dalam menghubung-hubungkan antara fakta yang satu dengan fakta yang lain dalam pelaksanaan pendidikan, kemudian memprediksi keadaan dan merumuskan tindakan kependidikan untuk masa yang akan datang yang sekiranya diperlukan untuk mencapai hasil yang dikehendaki dalam pendidikan.
Makna perencanaan mengandung arti, yaitu 1) Manajer atau pimpinan memikirkan dengan matang terlebih dahulu sasaran atau tujuan dan tindakan berdasarkan pada beberapa metode, rencana, atau logika dan bukan berdasarkan perasaan. 2) Rencana mengarahkan tujuan organisasi dan menetapkan prosedur terbaik untuk mencapainya. 3) Rencana merupakan pedoman untuk aktivitas lembaga pendidikan dalam memperoleh dan menggunakan sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Kemudian, dalam perencanaan harus menentukan aspek-aspek, yaitu program kerja, tujuan program, manfaat program, biaya program, waktu, dan pelaksana.
Perencanaan yang ideal, dan memang harus disusun secara sistematis dan berdasarkan pada fakta dan data secara kongkrit untuk memastikan apa yang direncanakan betul-betul dapat mengena sasaran lembaga. Sehingga kebutuhan perbaikan lembaga dan pengembangannya dapat diakomodir secara jelas dalam bentuk rencana yang komprehenship berdasaran kebutuhan lembaga.
Kedua, pelaksanaan dalam lembaga pendidikan. Pelaksanaan merupakan suatu proses menghubungkan dan menyatukan tugas serta fungsi dalam organisasi atau lembaga. Dalam pelaksanaannya, dilakukan dengan pembagian tugas, wewenang, dan tanggung jawab secara terperinci berdasarkan bagian dan bidang masing-masing sehingga terintegrasikan hubungan-hubungan kerja yang sinergis, koperatif, harmonis, dan seirama dalam mencapai tujuan yang sudah disepakati.
Pelaksanaan pada hakekatnya merupakan langkah untuk melaksanakan tujuan yang jelas dalam sebuah organisasi atau lembaga. Kejelasan tugas individu atau kelompok yang akan melahirkan tanggungjawab. Seorang pemimpin atau kepala sekolah harus memberikan tugas kepada orang-orang yang tepat, sesuai dengan kedudukan dan kompetensinya, sehingga pekerjaan itu terlaksana sesuai mutu yang diharapkan.
Proses kegiatan sangat dipengaruhi oleh proses pelaksanaannya. Pelaksanaan kegiatan yang tidak kompeten dalam bekerja akan berakibat fatal, terutama yang menyangkut keuangan seperti kekurangan pembayaran upah atau gaji. Maka, klasifikasi program kerja dibutuhkan untuk menentukan skala prioritas. Misalnya, program mana yang mendesak dilaksanakan dan program mana yang bisa ditunda. Maka, terdapat tugas dan kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang, dimana semua dalam proses pelaksanaan membutuhkan koordinasi dan komunikasi dari seorang pemimpin. Koordinasi dan komunikasi yang baik akan menghindarkan terjadinya persaingan yang tidak sehat dan ketidakjelasan dalam tindakan pelaksanaan. Dengan adanya koordinasi dan komunikasi yang baik, semua bagian dan unsur dapat bekerja sama menuju satu arah yaitu tujuan organisasi atau lembaga.
Ketiga, evaluasi. Evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen yang berupaya mengadakan penilaian, mengadakan koreksi terhadap segala hal yang telah dilakukan oleh bawahan sehingga dapat diarahkan ke jalan yang benar sesuai dengan tujuan. Proses evaluasi yaitu meneliti dan mengawasi agar semua tugas dilakukan dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang ada atau sesuai dengan deskripsi kerja masing-masing personal.
Kemudian, evaluasi dapat dilakukan secara vertikal maupun horizontal, dalam artian atasan dapat melakukan pegontrolan terhadap kinerja bawahannya, demikian pula bawahan dapat melakukan upaya masukan kepada atasannya. Cara demikian diistilahkan dengan sistem penilaian melekat. Penilaian melekat lebih menitikberatkan kepada kesadaran dan keikhlasan dalam proses pelaksanaan kegiatan yang dilakukan dan diuji hasil dengan sistem evaluasi.
Fungsi evaluasi yang baik yaitu memastikan bahwa sebuah hasil pelaksanaan dapat diselamatkan dari kegagalan, sebelum hal tersebut benar-benar terjadi maka pimpinan harus menilai dan memastikan melalui evaluasi yang ketat dan transparan. Maka, evaluasi dapat mengukur ketercapaian suatu program baik dari sisi kuantitas maupun kualitas pencapaian. Tidak ada proses yang sempurna, selalu ada kekurangan dalam pelaksanaannya. Personil lembaga mengalami titik jenuh dalam menjalankan rutinitas pekerjaannya. Cara personil lembaga dalam bekerja sangat dipengaruhi oleh kondisi internal dan eksternalnya. Sistem evaluasi harus dibuat sebaik mungkin dan komprehenshif, dimana pemimpin harus selalu senantiasa mengarahkan, membimbing, dan memberikan warning kepada anggota terhadap situasi, kondisi, dan hasil dari proses pelaksanaan.
4. Implementasi Fungsi-Fungsi Manajemen Pendidikan
Keberhasilan sebuah lembaga pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitas dalam pengelolaan manajemen yang dilakukan. Unsur personil di dalam lembaga pendidikan seperti kepala sekolah, para wakil, guru, dan pegawai harus memahami proses pelaksanaan dengan mengetahui tanggung jawab, tujuan dan fungsi masing-masing. Setiap aktivitas yang dijalankan harus adanya korelasi di dalam lingkungan pendidikan satu sama lain, baik interaksi maupun komunikasi agar terbinanya susasana yang efektif dan kondusif. Maka dari itu, lembaga pendidikan harus mengimplementasikan fungsi-fungsi manajemen pendidikan untuk mencapai keberhasilan yang ditentukan dari kemampuan dan kualitas dalam mengelola sistem lembaga melalui fungsi-fungsi manajemen pendidikan.
Dalam proses implementasi fungsi-fungsi manajemen pendidikan di dalam lembaga pendidikan tentu harus berlandaskan kepada tekad dan kesungguhan dalam melaksanakan aktivitas pendidikan. Sukses tidaknya lembaga pendidikan sangat dipengaruhi oleh kualitas rencana awal yang dilakukan. Personil lembaga pendidikan harus memahami ke mana, untuk apa dan langkan apa saja yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan lembaga pendidikan. Perencanaan merupakan bagian dari alur proses manajemen dalam menentukan geraknya lembaga pendidikan, dari posisi saat ini menuju posisi yang diinginkan di masa depan. Maka, keberhasilan perencanaan akan ditentukan oleh ketepatan dalam pemilihan strategi dan kemampuan memprediksi kebutuhan lembaga pendidikan di masa yang akan datang. Kemudian, kaitannya dengan pencapaian dari fungsi-fungsi manajemen pendidikan harus memperhatikan kegiatan-kegiatan perencanaan, diantaranya 1) Pengelolaan program sarana dan prasarana pembelajaran. 2) Pengelolaan program keuangan dan pembiayaan pendidikan. 3) Pelaksanaan program kegiatan evaluasi kinerja.
Dalam rangka meningkatkan produktivitas kerja dan hasil kerja yang optimal serta berdampak pada nilai-nilai, maka lembaga pendidikan harus memiliki visi dan misi, tujuan, sasaran, operasional yang dilandasi dengan keyakinan dan etika kerja yang tinggi didukung dengan kepemimpian dan manajemen yang baik. Penyusunan dan penentuan jenis kegiatan yang akan dilakukan dalam lembaga pendidikan menunjukkan bahwa lembaga pendidikan tersebut telah memiliki jenis kegiatan yang jelas dan terarah dan akan diimplementasikan berdasarkan pembagian tugas dalam lembaga pendidikan tersebut. Kemudian, terdapat alur mengidentifikasi tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya untuk dikaji kembali pekerjaan yang telah direncanakan dan merincinya menjadi sejumlah tugas dan menjabarkannya menjadi sejumlah kegiatan. Dalam menentukan personil yang memiliki kesanggupan dan kemampuan untuk melaksanakan tugas dan kegiatan-kegiatan yaitu yang mampu memberikan informasi yang jelas tentang tugas dan kegiatan yang harus dilaksanakan serta hubungan kerja dengan pihak lain yang terkait dengan mengupayakan sarana dan prasarana serta dana yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas-tugas dan kegiatan-kegiatan tersebut.
Setiap yang dijalankan harus senantiasa ada penggerakan yang menjadi jalam dalam menjalankan proses fungsi manajemen pendidikan. Penggerakan menyangkut upaya proses menajemen pendidikan untuk memberikan pengaruh-pengaruh yang dapat menyebabkan unsur pendidikan tergerak untuk melaksanakan tugas dan kegiatannya secara bersama-sama dalam rangka tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Adanya penggerakan yang dilaksanakan perlu dilakukan karena adanya kenyataan bahwa seseorang akan melakukan sesuatu pekerjaan, tugas atau kegiatan apabila terdorong untuk memenuhi sesuatu kebutuhan dan sesudah perencanaan dan pengorganisasian dilakukan, harus ditindaklanjuti dengan pelaksanaan tugas. Maka, fungsi penggerakan perlu dilakukan sepanjang proses pelaksanaan pekerjaan dengan memperhatikan ragam dan tingkat kebutuhan seseorang.
Setiap alur yang dilaksanakan perlu adanya penilian dengan konsep pengawasan, yang bertujuan untuk mengukur dalam pengambilan tindakan. Dengan adanya konsep pengawasan dimaksudkan untuk memastikan agar unsur pendidikan melaksanakan apa yang dikehendaki dengan mengumpulkan, menganalisis, dan mengevaluasi informasi serta memanfaatkannya untuk mengendalikan organisasi. Maka, dalam proses penerapannya terdapat langkah-langkah dasar, yaitu menentukan standar dan metode yang digunakan untuk mengukur prestasi, menganalisis apakah prestasi kerja memenuhi syarat, dan mengambil tindakan korektif.
Adapun langkah-langkah dalam melaksanakan konsep pengawasan dilakukan dengan tiga tahapan. Pertama, menyusun rancangan pengawasan yang meliputi tujuan pengawasan, sasaran atau aspek yang akan diawasi, identifikasi faktor pendukung dan penghambat dalam proses pengawasan, menentukan pendekatan, teknik, dan instrumen pengawasan, menentukan waktu dan jadwal pengawasan, dan menghitung biaya yang diperlukan dalam proses melaksanakan pengawasan. Kedua, melaksanakan pengawasan. Ketiga, menyusun dan melaporkan hasil pengawasan kepada pihak penyelenggara program.
Kesimpulan
Dengan adanya fungsi-fungsi manajemen pendidikan dalam proses aktivitas pendidikan berdampak secara signifikan pada berbagai sektor lembaga pendidikan, termasuk pada variasi dan inovasi di dalam manajemen pendidikan. Demi terlaksananya aktivitas penerapan fungsi-fungsi manajemen pendidikan, proses pelaksanaan dilakukan dengan kolaborasi antar unsur dan personil pendidikan. Pada pelaksanaan penerapan konsep fungsi-fungsi menajemen pendidikan, inovasi dengan segala variasi dan keterampilan manajerial menjadi kunci pelaksanaan penerapan fungsi-fungsi manajemen pendidikan yang mampu menjembatani interaksi, komunikasi, dan kolaborasi antar unsur dan personil lembaga pendidikan. Namun demikian, dengan adanya penerapan inovasi di dalam manajemen pendidikan akan menjadi tidak termanfaatkan apabila tidak dibarengi dengan keterampilan, tanggung jawab, dan penilaian dalam aktualisasi fungsi-fungsi manajemen pendidikan. Fungsi-fungsi manajemen pendidikan mencakup segala pengetahuan dan keterampilan terkait fungsi perencanaan, fungsi pelaksanaan, dan fungsi pengawasan. Fungsi perencanaan dimulai dengan mekanisme penentuan arah dan tujuan yang akan dicapai. Fungsi pelaksanaan dilakukan dengan pembagian tugas, tanggung jawab, menghubungkan dan menyatukan tugas serta fungsi dalam organisasi atau lembaga. Fungsi pengawasan dilakukan dengan mengontrol kuantitas dan kualitas hasil kerja melalui sistem pengukuran penilaian. Penerapan inovasi konsep di dalam manajemen pendidikan akan mendorong pada peningkatan pengetahuan, pemahaman, keterampilan dalam proses pelaksanaan manajerial pendidikan yang akan menghasilkan kebiasaan-kebiasaan baru dalam proses penerapan fungsi-fungsi manajemen pendidikan.
BIBLIOGRAFI
Ali, Muhammad, Ardi, Muhammad, & Tahmir, Suradi. (2018). Penerapan Pendidikan Lingkungan Hidup Di Perguruan Tinggi Dengan Model Outdoor Learning. UNM Environmental Journals, 1(3), 77–81.
AP, Anggoro. (2019). Adiwiyata, Upaya Penyelamatan Lingkungan Sekolah. Retrieved from dbfmradio website: http://dbfmradio.id/index.php/iptek/34-pendidikkan/679-adiwiyata-upaya-penyelamatan-lingkungan-sekolah
Maujud, Fathul. (2018). Implementasi Fungsi-Fungsi Manajemen dalam Lembaga Pendidikan Islam (Studi Kasus Pengelolaan Madrasah Ibtidaiyah Islahul Muta’allim Pagutan). Jurnal Penelitian Keislaman, 14(1), 31–51.
Mulyani, Iis. (2019). Mewujudkan Sekolah yang Peduli dan Berbudaya Lingkungan Melalui Adiwiyata. Retrieved from SMA Kosgoro website: http://sma-kosgoro.sch.id/index.php/berita/95-mewujudkan-sekolah-yang-peduli-dan-berbudaya-lingkungan-melalui-adiwiyata
Mulyono, M. A. (2008). Manajemen Administrasi dan Organisasi Pendidikan. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Puspitasari, Ratna. (2016). Penanaman nilai karakter peduli lingkungan dalam muatan environmental education pada Pembelajaran IPS di MI Darul Hikam Kota Cirebon. Al Ibtida: Jurnal Pendidikan Guru MI, 3(1), 39–56.
Samsuddin. (2017). Penerapan Fungsi-Fungsi Manajemen dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan. Jurnal Manajemen Pendidikan, 1(1), 61–62.
Sari, Milya, & Asmendri, Asmendri. (2020). Penelitian Kepustakaan (Library Research) dalam Penelitian Pendidikan IPA. Natural Science: Jurnal Penelitian Bidang IPA Dan Pendidikan IPA, 6(1), 41–53.
Srilestari, Endang. (2016). Implementation Of Environmental Education In The Making Cultured Campus Environment. Research Report, (2), 1029–1037.
Suwartini, Sri. (2018). Pendidikan karakter dan pembangunan sumber daya manusia keberlanjutan. Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-An, 4(1), 220–234.
Syafaruddin. (2016). Manajemen Mutu Terpadu dalam Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo.
Widyaningrum, Ratna. (2016). Pembentukankarakter Peduli Lingkungan Siswa Sekolah Dasar Melalui Sekolah Peduli Dan Berbudaya Lingkungan. Widya Wacana: Jurnal Ilmiah, 11(1), 108–115.
|
Copyright holder: Yasya Fauzan Wakila (2021)
|
|
First publication right: Equivalent: Jurnal Ilmiah Sosial Teknik
|
|
This article is licensed under:
|